Find us on Google+

Pages

Tuesday, December 23, 2014

SEJARAH SHOLAWAT BADAR

Siapa tidak tahu sholawat badar. Sholawat yang sangat fenomenal yang bisa dilagukan dengan berbagai macam lagu. Sholawat yang sering dilantunkan khususnya bagi orang NU. Hamper semua orang yang hidup di Indonesia mengenal sholawat badar. Karena seringnya dibawakan oleh orang-orang kenamaan si negeri Indonesia ini. Mulai dari para kyai bahkan musisi Indonesia juga sering melagukan sholawat badar. Sehingga begitu banyak yang mengenal sholawat ini.

Meski sedemikian fenomenal sholawat badar, Kyai Ali Manshur sang pengarang sholawat badar tak terlalu dikenal oleh masyarakat. Apalagi riwayat sejarah sholawawt badar ini dituliskan oleh beliau. Beliau adalah seorang Kyai NU yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai ‘Ali Manshur adalah anak saudara/keponakan Kiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab “”Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan jodol “Inarat ad-Duja”.

Sekitar tahun 1960an, beliau begitu gundah melihat kondisi negeri ini. Pada saat itu sedang bergejolak fitnah oleh partai komunis Indonesia. Pada masa itu, gejolak di masyarakat begitu meresahkan. Keadaan di masyarakat sangat mencekam. Banyak diantara Kyai-Kyai yang dibunuh. Dalam keadaan seperti itu, Kyai Ali Manshur bermunajat memohon ampun, serta perlindungan kepada Allah. Sampai akhirnya Beliau tertidur. Dan dalam tidurnya beliau didatangi oleh sesorang yang memakai jubah putih-hijau. Dan tidak disangka, pada malam yang sama, istri Beliau juga bermimpi di datangi oleh Rasulullah Muhamad SAW.

Merasa aneh dengan mimpi beliau dan juga istrinya. Beliau mendatangi Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi untuk menanyakan tentang mimpinya. Menurut Habib Hadi Al-Haddar, orang-orang berjubah putih itu adalah para ahli badar.

Mendapat penjelasan tersebut, dalam hati Kyai Ali Manshur semakin mantap untuk membuat syair. Ketika malam tiba beliau langsung mengambil pena dan kertas dan mulai menulis syair. Beliau memang terkenal piawai dalam menulis syair dengan bahasa arab semenjak masih mondok di Ponpes Lirboyo.

Keesokan harinya beliau merasa aneh dengan perilaku warga sekitar. Mereka berduyung-duyung mendatangi rumah belia dengan membawa berbagai macam kebutuhan pokok seperti hendak ada hajat besar. Ketika ditanya mereka menjawab, bahwa mereka didatangi oleh seorang yang memakai jubah putih. Orang tersebut mengatakan bahwa di Rumha Kyai Ali Manshur akan kedatangan Tamu, dan para warga diminta untuk membantu. Para warga juga membantu di dapur menyiapkan suguhan untuk tamu mereka meski tidak tahu siapa sebenarnya tamu yang akan datang.

Rasa penasaran tentang siapa sebenarnya yang akan dating ke rumah Kyai Ali hilang, saat menjelang matahari terbit. Serombongan Habib bejubah Putih-hijau dating dengan dipimpin oleh Habib Abdurrahman al-Habsyi dari Kwitang. Dengan sepontan Kyai Ali Manshur menyambut dengan Hamdalah, karena Rombongan tersebut merupakan Para Habaib yang sangat dihormati oleh Keluarga Kyai Ali Manshur.

Setalah berbincang tentang kondisi politik yang semakin mencekam, tiba-tiba Habib Abdurrahman bertanya kepada Kyai Ali Manshur. “Yaa Akhi, mana Syair yang ente buat kemarin, coba lantunkan kepada kami. Kami ingin sekali mendengarnya.” Tentu saja Kyai Ali Manshur kaget, karena tidak menyangka Habib Abdurrahman mengetahui tentang yang beliau tulis.

Langsung saja beliau melantunkan syair yang Beliau buat itu. Kyai Ali juga terkenal mempunyai suara yang merdu. Maka dengan suaranya yang indah, beliau melantunkan Syair yang beliau buat denga khusyu. Para hadirin pun mendengarkan dengan khidmat dan menitikan air mata karena terharu.

Setelah selesai melantunkan sholawat. Habib segera bangkit dan mengatakan “ yaa akhi, mari kita perangi para pki dengan sholawat badar.” Maka sejak saat itu dikenallah sholawat badar untuk membakar semangat para kaum muslimin pada masa itu.

Demikian sedikit pengetahuan tentang sejarah Sholawat badar. Semoga kita dapat mengambil khikmahnya. Allahumma Sholli Alaa sayyidina Muhammad.
Nasrulloh Ibnutora , Updated at: 8:19 PM

0 comments:

Post a Comment

thanks for visit

VIVA