Aku memang diam, bukan tidak peduli
Aku selalu diam, bukan tak cinta lagi
Aku diam, bukan tak sudi bicara lagi
Aku ini diam, jika hanya bisa menyakiti
Diamku, aku mencintaimu
Diamku selalu merindumu
Diamku, aku mendambamu
Diamku aku tak ingin jauh darimu
Jalan kita mendaki dan berduri
Jalan kita panjang dan penuh uji
Jalan kita tak akan mudah lagi
Jalan kita, jalan yang harus kita lalui
Kau yang ku cinta
Jangan buat aku merana
Jangan biarkan aku terluka
Dengan semua kata
Kau sakiti aku, Dengan katamu
Kau hancurkanku dengan katamu
Kau hinakan aku dengan katamu
Kau lukai aku dengan katamu
Jika bagimu biasa, aku tidak
Jika menurutmu tak mengapa, aku tidak
Aku ini pria biasa,
Yang bisa sakit jika terluka
Aku ini bukan yang bisa segalanya
Yang bisa menahan segala rasa
Munkin kata-kata sulit wakili semua
Mungkin diam bisa jadi penawarnya
Jika memang kata hanya membuat sesak di dada
Jika kata-kata rusak rasa dalam jiwa
Tapi aku selalu cinta kamu
Biar sakitku jadi ujian cinta suciku
Biar dukaku jadi pembelajaran hidupku
Biar rasaku jadi bekal kehidupanku
Wahai sayangku
Dengar jeritku
Memang tak terkata
Tapi ini yang kurasa
Kekasihku
Pujaan hatiku
Belahan juiwaku
Bidadari hidupku
Semoga jemariku mewakili rasa
Yang sesakan dada penuhi jiwa
Rasa yang tak terkata
Rasa yang hanya bisa menjadi rasa
Aku memang pecundang
Tiada bisa berkata, hanya terdiam
Aku hanya tak ingin, katamu terus sakitiku
Katamu hancurkan hatiku
0 comments:
Post a Comment
thanks for visit