Humor
merupakan hal yang sangat dekat dengan sosok Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal
dengan panggilan Gusdur. Banyak kalangan yang sangat mengagumi dan selalu
menanti humor-humor dari Gusdur. Bahkan hingga sekarang ketika Gusdur sudah berpulang
ke Rahmatullah, humor-humor yang pernah di lontarkan oleh Beliau masih banyak
diingat oleh masyarakat luas.
Dalam
sebuah acara bertajuk Kongkow Bareng Gusdur yang di siarkan dari sebuah Stasiun
Radio di Nusantara ini, Gusdur juga mengungkapkan banyak sekali humor yang
membuat para pendengarnya tertawa terbahak-bahak. Karena menurut Gusdur, humor
itu sedang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini. Karena kebanyakan dari
masyarakat Indonesia terlalu serius dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga banyak
sekali ketegangan-ketegangan.
Beliau
mengatakan, hobinya melontarkan humor merupakan hasil dari seringnya Beliau
berkumpul dengan para Mubaligh-Mubaligh NU yang kebanyakan menggunakan media
humor dalam setiap ceramahnya. Sehingga para pendengar cenderung tidak bosan
dan selalu menantikan kehadiran Mubaligh tersebut.
Salah
satu humornya yakni tentang supir bus yang masuk dengan mulus ke syurga. Menurut
Beliau suatu ketika di syurga terjadi antrian yang panjang menunggu giliran
masuk kedalam syurga. Pemandangan yang aneh terjadi ketika supir bus di tuntun
masuk oleh malaikat langsung masuk syurga. Orang-orang yang antri tentu protes.
Karena tau bahwa sang supir bus sering mabuk ketika membawa busnya membawa
penumpang. Hingga yang terjadi supir bus ugal-ugalan saat membawa busnya. Lalu dijawab
oleh malaikat “ saat kalian dibawa ngebut oleh supir bus, apa yang kalian
ucapkan ? “, “lalu di jawab semoga diselamatkan”. Nah itu ini doa kalian.
Selain
itu Gusdur juga bercerita bahwa jika kita menginginkan sesuatu dari Pak Harto,
maka kita harus menggunakan humor. Karena Pak Harto itu seorang yang pintar. Dan
jika kita hanya mengungkapkan yang biasa-biasa saja, maka Pak Harto pasti punya argument untuk menjawabnya. Beliau
menceritakan kisah humor yang Beliau ceritakan pada Pak Harto.
Suatu
ketika dibulan puasa, Gusdur diundang untuk buka puasa di rumah Pak Harto di
cendana. Gusdur mengajak seorang Kyai dari lampung. Setelah selesai buka puasa
dengan makan dan minuman ringan. Menjelang waktu sholat tarawih, terjadi
percakapan antara Gusdur dan Pak Harto.
Pak Harto : “ gus, sampean nanti sampai malam
toh gus?”
Gusdur
: “ nda pa, saya masih harus ke tempat lain pa”
Pak
Harto : “ owh begitu. Tapi nanti Kyainya di tinggal kan gus?”
Gusdur
: “ iya pa, tapi harus di jelaskan dulu tarawihnya mau pakai cara NU lama atau
NU baru? “
Pak
Harto : “ loh apa bedanya gus ?”
Gusdur
: “ kalo NU lama itu tarawih dan witir nya 23 Rokaat “
Pak
Harto : “ kalo NU Baru gimana gus ?”
Gusdur
: “ Diskon 60% jadi 11 Rakaat”
Pak
Harto : “ kalo begitu saya pakai yang baru saja, pinggang saya sudah sakit”
sambil tertawa mendengar jawaban dari Gusdur.
Begitulah
cara Gusdur untuk untuk menyampaikan sesuatu baik kepada para pemimpin atau
rakyatnya. Beliau sering menyisipkan humor dalam setiap pembicaraan Beliau.
Semoga
anda terhibur dan tentu bisa mengambil hikmah dari apa yang saya sampaikan. Tulisan
ini di sadur dari acara kongkow barung Gusdur.