Apa yang kau tanam,
itu yang akan kita dapatkan. Jika kebaikan yang kau tanam, kebaikan pula yang
insyaallah akan kita dapatkan. Saya rasa cukup menggambarkan apa yang simbah katakana
padaku. Beliau bercerita banyak tentang pengalamanya dan saya begitu kagum
dengan semua kejadian yang beliau alami.
Beliau menasihatiku ketika aku berkunjung ke rumah
sederhananya. Di suatu daerah di pulau jawa. “jadi orang itu jangan
pelit-pelit. Lihat kanan dan kirimu, apa mereka sudah makan atau belum. Jangan sekali-kali
kamu membuang makanan tapi tetanggamu malah ada yang kelaparan. Itu mubadzir. Ngga
boleh begitu” nggih mbah. Jawabku singkat. Lalu beliau melanjutkan “ sudah di
contohkan dalam sholat kita bahwa selain kita harus madep dengan yang masa
kuasa, kita juga harus melihat kanan dan kiri kita”.
Aku terdiam dalam hati mengiyakan apa yang beliau katakana. Benar
saja memang kita sebagai manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak
mungkin hidup sendirian. Kita sudah pasti perlu dengan bantuan orang lain. Pelajaran
yang sangat berharga dari yang beliau katakan.
Beliau selalu berprinsip jangan pernah menyia-nyiakan
orang-orang kecil. Jika ada disekitarmu orang yang membutuhkan pertolongan,
maka tolonglah dengan apa yang kamu punya. Itu prinsip yang beliau pegang. Suatu
ketika beliau berdagang di sebuah kota. Ramai orang hiruk pikuk manusia yang
menjajakan daganganya, atau sekedar lalu lalang mencari sesuatu. Beliau bertemu
dengan seorang yang datang dari jauh. Dia sedang berusaha mencari pekerjaan
namun malang uangnya habis. Dan tidak tersisa sedikitpun bahkan untuk makan.
Simbah yang melihat itu lantas memberikan makan serta minum
yang beliau punya. Tidak hanya itu, beliau juga memberikan uang saku untuk
mereka kembali ke kampong halaman masing-masing. Tentu orang kelaparan tadi
sangat berterima kasih dengan pertolongan dari simbah. Dan simbah berkata “
sudah jadi kewajiban setaip manusia untuk saling tolong menolong. Rejeki itu
sudah diatur oleh yang maha kuasa. Sekarang saya berikan pada kamu, berarti ini
rejeki kamu. Suatu saat ada yang meminta pertolongan pada kamu, kamu juga harus
bisa menolong mereka”. Begitu kata simbah.
Hal serupa juga pernah beliau lakukan. Yang initinya kita
harus saling menolong. Suatu saat kita butuh pertolongan pasti ada saja yang menolong
kita. Dan benar saja, si usia simbah kini yang mulai menua. Beliau sudah sulit
untuk melakukan segala sesuatu. Jangankan untuk bekerja, sekedar melakukan
aktifitas sehari-hari saja beliau sudah sulit. Untuk sholat saja beliau
melakukan dengan duduk. Tapi beliau tidak kekurangan sama sekali. Beliau menuturkan,
tidak pernah merasa susah di usia senjanya. Pertolongan selalu datang dari
jalan yang tidak disangka datangnya.
Suatu hari bahan makanan di rumah sudah habis, dan beliau
tidak mempunyai apa-untuk di masak. Secara tidak terduga ada orang yang datang
memberikan makanan brekat kata orang-orang. Tak hanya brekat beliau juga
dibawakan beras, gula juga the. Kata orang yang member, dia sedang ada hajatan.
Benar-benar tidak disangka. Bahkan tidak jarang, saat beliau menginginkan
sesuatu, ada saja orang yang datang member. Padahal keinginan itu hanya
tersimpan di hati saja dan belum sempat di bicarakan dengan orang lain. Kata beliau
“ alkhamdulillah barokah, saya sudah ngga punya apa-apa tapi ada saja orang
yang datang memberikan ini dan itu. Rejeki itu kepunyaan Allah, yang penting
kita mantep. Insyaallah ada jalan”.
Kurang lebih begitu pesan beliau, jangan ragu untuk membantu
sesame. Hiduplah berdampingan. Rejeki kita Allah yang mengaturnya. Untuk simbah,
semoga keberkahan selalu menaungi simbah, semoga sehat selalu dan kasih sayang Allah
selalu tercurah padamu. Aamiin
2 comments:
Saya suka sekali dengan prinsip tidak menyia-nyiakan orang kecil seperti tertulis di atas, karena semuanya berasal dari hal yang kecil, terimakasih sharenya, salam sukses
saling berbagi kebaikan mas, berbagi pengetahuan, semoga menjadi lebih baik dan lebih baik lagi :)
Admin
Post a Comment
thanks for visit