Find us on Google+

Pages

Friday, March 27, 2015

HUMOR DAN ABDURAHMAN WAHID ATAU GUSDUR

Humor merupakan hal yang sangat dekat dengan sosok Abdurahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gusdur. Banyak kalangan yang sangat mengagumi dan selalu menanti humor-humor dari Gusdur. Bahkan hingga sekarang ketika Gusdur sudah berpulang ke Rahmatullah, humor-humor yang pernah di lontarkan oleh Beliau masih banyak diingat oleh masyarakat luas.

Dalam sebuah acara bertajuk Kongkow Bareng Gusdur yang di siarkan dari sebuah Stasiun Radio di Nusantara ini, Gusdur juga mengungkapkan banyak sekali humor yang membuat para pendengarnya tertawa terbahak-bahak. Karena menurut Gusdur, humor itu sedang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia saat ini. Karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia terlalu serius dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga banyak sekali ketegangan-ketegangan.

Beliau mengatakan, hobinya melontarkan humor merupakan hasil dari seringnya Beliau berkumpul dengan para Mubaligh-Mubaligh NU yang kebanyakan menggunakan media humor dalam setiap ceramahnya. Sehingga para pendengar cenderung tidak bosan dan selalu menantikan kehadiran Mubaligh tersebut.

Salah satu humornya yakni tentang supir bus yang masuk dengan mulus ke syurga. Menurut Beliau suatu ketika di syurga terjadi antrian yang panjang menunggu giliran masuk kedalam syurga. Pemandangan yang aneh terjadi ketika supir bus di tuntun masuk oleh malaikat langsung masuk syurga. Orang-orang yang antri tentu protes. Karena tau bahwa sang supir bus sering mabuk ketika membawa busnya membawa penumpang. Hingga yang terjadi supir bus ugal-ugalan saat membawa busnya. Lalu dijawab oleh malaikat “ saat kalian dibawa ngebut oleh supir bus, apa yang kalian ucapkan ? “, “lalu di jawab semoga diselamatkan”. Nah itu ini doa kalian.

Selain itu Gusdur juga bercerita bahwa jika kita menginginkan sesuatu dari Pak Harto, maka kita harus menggunakan humor. Karena Pak Harto itu seorang yang pintar. Dan jika kita hanya mengungkapkan yang biasa-biasa saja, maka Pak Harto  pasti punya argument untuk menjawabnya. Beliau menceritakan kisah humor yang Beliau ceritakan pada Pak Harto.

Suatu ketika dibulan puasa, Gusdur diundang untuk buka puasa di rumah Pak Harto di cendana. Gusdur mengajak seorang Kyai dari lampung. Setelah selesai buka puasa dengan makan dan minuman ringan. Menjelang waktu sholat tarawih, terjadi percakapan antara Gusdur dan Pak Harto.

 Pak Harto : “ gus, sampean nanti sampai malam toh gus?”
Gusdur : “ nda pa, saya masih harus ke tempat lain pa”
Pak Harto : “ owh begitu. Tapi nanti Kyainya di tinggal kan gus?”
Gusdur : “ iya pa, tapi harus di jelaskan dulu tarawihnya mau pakai cara NU lama atau NU baru? “
Pak Harto : “ loh apa bedanya gus ?”
Gusdur : “ kalo NU lama itu tarawih dan witir nya 23 Rokaat “
Pak Harto : “ kalo NU Baru gimana gus ?”
Gusdur : “ Diskon 60% jadi 11 Rakaat”
Pak Harto : “ kalo begitu saya pakai yang baru saja, pinggang saya sudah sakit” sambil tertawa mendengar jawaban dari Gusdur.

Begitulah cara Gusdur untuk untuk menyampaikan sesuatu baik kepada para pemimpin atau rakyatnya. Beliau sering menyisipkan humor dalam setiap pembicaraan Beliau.

Semoga anda terhibur dan tentu bisa mengambil hikmah dari apa yang saya sampaikan. Tulisan ini di sadur dari acara kongkow barung Gusdur.
Nasrulloh Ibnutora , Updated at: 9:12 PM

0 comments:

Post a Comment

thanks for visit

VIVA