Betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kehidupan beragama dan juga bernegara. Sebuah Negara akan Besar dan Berjaya. Jika semua masyarakatnya bersatu membangun Negaranya. Namun sebaliknya. Sebuah negara akan cepat hancur dalam sekejap, jika masyarakatnya saling bercerai berrai.
Mari kita renungkan sejenak. Sebuah bangunan yang kokoh, gedung-gedung tinggi pencakar
langit, serta menara-menara tertinggi di dunia, tidaklah terbentuk dari satu
bahan saja melainkan dari campuran beberapa bahan yang saling menguatkan satu
sama lain. Mungkin saja beberapa bahan tersebut merupakan bahan yang sangat
rapuh dan sangat mudah dihancurkan. Namun tahukah anda apa yang menjadikan
bangunan tetap berdiri kokoh dan bahkan mendapat predikat sebagai bangunan
tertinggi dan lain sebagainya. Maka jawabanya adalah karena bahan-bahan
tersebut disatukan, diatur sedemikian rupa agar menjadi padu.
Bayangkan saja sebuah gedung hanya dibangun dari tumpukan
batu bata saja, sudah barang tentu akan mudah runtuh jika tertiup oleh angin
yang kencang. Apatah lagi jika tumpukan itu semakin tinggi. Hampir bisa
dipastikan tumpukan itu akan jatuh, berserakan dan justru membahayakan
sekelilingnya. Atau menara-menara yang hanya dibangun dengan batang-batang besi
saja tanpa di modif juga tanpa menggunakan perhitungan yang pas dan matang. Mungkin
batangan-batangan besi itu hanya akan menjadi tiang-tiang yang tidak akan
tinggi dibangun.
Begitupun dengan kita umat islam. Umat islam akan semakin
kuat jika bersatu. Umat islam sangat besar. Dan akan lebih kuat jika bersatu. Kita
tentu ingat sejarah perjuangan islam pada zaman Rasulullah SAW. Jumlah kita saat
itu belum banyak seperti sekarang ini. Namun mereka begitu kuat. Bahkan seperti
kita ketahui, pada saat Perang Badar, jumlah umat islam hanya berjumlah 313
pasukan saja melawan kaum kafir Mekkah yang berjumlah 1000 pasukan. Namun kita
juga tahu semua hasil yang dicapai. Yakni kemenangan ada di tangan umat islam.
Hal itu tidak terlepas dari kekuatan Ukhuwah Islamiyah umat islam.
Adapula kisah yang mengingatkan kita jangan pernah tercerai
berai dan hanya mementingkan diri sendiri. Yakni ketika perang uhud. Jumlah
umat islam saat itu sudah terbilang banyak. Karena perkembangan umat islam saat
itu berkembang cukup pesat. Namun karena kurang disiplinnya pasukan. Beberapa
pasukan justru terlena dengan rampasan perang yang ada di depan mata. Dan
ternyata justru dibelakang, musuh siap untuk menyerang. Dan hasilnya, pada
perang uhud, umat islam mengalami kekalahan. Dan bahkan Nabi Muhamad SAW mengelami
cidera. Dan yang sangat memilukan, yakni paman Nabi Muhamad Yakni Hamzah,
Syahid pada perang tersebut.
Jadi dapat kita simpulkan, betapa pentingnya persatuan dan
kesatuan dalam tubuh islam. Dengan persatuan ini, umat islam akan semakin kuat
dan semakin berjaya.
Tak hanya dalam kehidupan beragama, kehidupan bernegara tak
kalah penting adanya persatuan dan kesatuan. Terlebih lagi Negera Indonesia
yang sangat besar. Terbagi dalam ribuan pulau besar dan kecil. Dengan
kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Dengan agama yang juga
tidak sama. Dengan perbedaan yang sangat banyak itu, justru kita seharusnya
bersyukur. Karena dengan perbedaan itu akan semakin melengkapi kekuatan bangsa
indonesia. Kita bisa mengambil hikmah dari kekuatan para pendahulu kita. Yang
dengan gagah berani memukul mundur pasukan belanda dan jepang dengan senjata
sederhana yakni bambu runcing yang melawan senjata canggih milik para penjajah.
Kekuatan terbesar yang sebenarnya yakni terletak pada
persatuan para pahlawan. Mereka tidak mementingkan daerah masing-masing. Mereka
bersatu, disatukan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun tetap
satu. Satu bahasa, Indonesia. Satu Negara, Negara Indonesia, satu Tanah Air, Tanah
Air Indonesia.
Mari kita semua bersatu padu. Menyatukan langkah dan
pikiran. Selaraskan tujuan untuk memajukan Indonesia. Perkuat Ukhuwah Islamiyah.
Demi tegaknya Islam yang Kaffah. Islam yang damai.