MASA KANAK-KANAK NABI MUHAMAD SAW
Sebagaimana kebiasaan bangsa arab pada masa itu, setiap anak
yang baru lahir akan di asuh juga di susui oleh wanita-wanita desa. Alasanya yakni
karena kehidupan di desa pada saat itu masih sangat baik, lingkungan syang asri
udara yang masih bersih. Dan yang paling penting, masyarakat desa memppunyai
watak dan kebiasaan yang lebih baik sehingga diharapkan bisa menjadikan
anak-anak mereka lebih baik.
Nabi Muhamad di asuh oleh Halimah hingga berusia 4 tahun. Saat
Nabi Muhamad dalam susuan Halimatussa’diyah, keberkahan juga juga menaungi
kelaurga Halimatussa’diyah. Beberapa keajaiban dialami oleh keluarga itu. Diantaranya
air susunya yang tiba-tiba tiada habisnya selalu bisa keluar. Onta-onta yang
dahulu tidak bisa mengeluarkan susu kini bisa diperah susunya. Dan juga keledai
yang biasanya lemah, kini menjadi kuat. Wallahu a’lam.
Pada saat beruasia 4 tahun Nabi Muhamad didatangi oleh dua
malaikat. Nabi Muhamad di bawa menuju bukit. Dan di atas bukit itu Nabi Muhamad
dibelah dadanya dan diambil jantungnya untuk dibersihkan dengan air zam-zam. Setelah
itu dikembalikan lagi seperti semula. Beberapa teman sebayanya melihat kejadian
tersebut dan mengadukanya kepada Halimatussa’diyah. Karena khawatir, akhirnya
Nabi Muhamad dikembalikan lagi kepada Ibundanya Sayyidah Aminah.
Akhirnya Nabi Muhamad kembali kepangkuan Ibnudanya. Sayiidah
Aminah merawat Putra tercintanya dengan penuh kasih saying. Dan juga
mendidiknya dengan penuh perhatian. Pada usia 6 Tahun, Baginda Nabi Muhamad
diajak oleh Ibnudanya ke yastrib untuk berziarah ke makam Ayahandanya . beliau
berangkat ditemani dengan pembantu Wanitanya yang bernama umu aiman. Nabi
Muhamad menetap di Madinah selama sebulan. Dan setelah itu berencana untuk
kembali ke mekkah. Saat dalam perjalanan tepatnya di daerah Abwa, yang terletak
diantara mekkah dan madinah, Sayyidah Fatimah jatuh sakita dan akhirnya
Meninggal dunia dan dimakamkan di Abwa. Baginda Nabi selanjutnya diantar ke
mekkah dengan Umu aiman.
Kini Baginda Nabi menjadi Yatim Piatu, dan yeng mengasuh
selanjutnya yakni Kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Sang kakek begitu
mencintai cucunya tersebut. Namun saying kebersamaan itu hanya berlangsung
selama 2 tahun saja. Pada saat Nabi Muhamad berusia 8 tahun, sang kakek
meninggal duni, dan memberikan wasiat agar Nabi Muhamad diasuh oleh Pamanya
Yakni Abu Thalib.
Sebenarnya Abu Thalib bukan merupakan anak tertua Abdul
Muthalib. Namun karena budi pekertinya yang luhur juga sikapnya yang halus, maka
tidak heran Kakek Nabi Muhamad Lebih merasa tenang jika Nabi Muhamad diasuh
oleh Pamanya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib menyayangi Nabi Muhamad sama
seperti menyayangi anaknya sendiri. Bahkan tidak jarang beliau lebih
mendahulukan Nabi Muhamad disbanding dengan anaknya sendiri. Budi pekerti
Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti dan baik hati yang menarik ahti
pamanya.
Pada suatu ketika Abu Thalib merasa kerepotan dengan
daganganya yang banyak. Dia bermaksud untuk berdagang ke Syam. Pada saat itu
Nabi Muhamad masih berusia 12 Tahun. Sebenarnya tidak terfikirkan untuk
mengajak serta Nabi Muhamad. Namun Nabi Muhamad dengan mantap menawarkan diri
untuk menemani pamanya membantu berdagang ke Syam.
Akhirnya Nabi Muhamad turut serta dalam kafilah dagang
pamanya. Meski Beliau baru berusia 12 tahun. Di tengah perjalan, tepatnya di
Bushro. Beliau dihentikan oleh seorang Rahib. Rahib tersebut melihat tanda
kenabian yang ada di punggung Nabi. Rahib tersebut menyarankan supaya jangan
terlalu masuk ke Syam. Karena dikahwatirkan jika ada orang yahudi yang melihat
tanda kenabian pada diri Nabi Muhamad. Sehingga berbuat yang tidak baik
terhadap beliau. Akhirnya Abu Thalib kembali ke Mekkah meski dengan hasil yang
seadanya.
Sejak kejadian tersebut, Abu Thalib lebih sering di Mekah
dan lebih banyak menghabiskan waktunya utnk mengurus keluarga. Member pengetahuan
kepada anak-anaknya dan juga kepada Baginda Nabi Muhamad SAW.
Demikian sejarah singkat masa kanak-kanak Nabi Muhamad. Semoga
bisa mengambil khikmah dari cerita tersebut. Sehingga kita bisa meneladani
Akhlak beliau.
0 comments:
Post a Comment
thanks for visit